KKB diminta ikuti langkah perjuangan GAM
Papua – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua kembali menjadi sorotan. Para ahli dan pemerhati masalah sosial politik menyerukan agar kelompok ini segera menghentikan aksi kekerasan dan teror yang selama ini mengguncang masyarakat Papua. Seruan tersebut muncul dari Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan, yang menyarankan KKB untuk mencontoh langkah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam mengedepankan dialog sebagai solusi utama dalam menyelesaikan konflik yang berkepanjangan.
Menurut Syahganda, penyelesaian konflik melalui dialog terbukti efektif seperti yang terjadi di Aceh, di mana GAM meninggalkan perjuangan bersenjata dan beralih ke meja perundingan. “Dengan mengakhiri perjuangan bersenjata dan membuka ruang untuk dialog, peluang bagi penyelesaian damai di Papua akan terbuka lebar. Ini bukan hanya akan mengakhiri kekerasan, tetapi juga membawa perubahan mendasar dan harapan baru yang lebih baik bagi masyarakat Papua,” ujar Syahganda dalam pernyataannya.
Langkah-langkah menuju dialog dipandang sangat krusial, terutama dalam mengakomodasi berbagai kepentingan di Papua. Konflik di wilayah ini bukan hanya melibatkan KKB, tetapi juga berbagai elemen masyarakat yang memiliki beragam kepentingan dan aspirasi. Syahganda menilai bahwa tokoh-tokoh Papua harus lebih aktif dalam mendorong dialog guna menciptakan ruang untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi, termasuk harapan-harapan KKB.
Menurut Syahganda, pemerintah pusat juga memiliki peran penting dalam mendorong upaya dialog ini. “Pemerintah perlu berperan aktif dalam menciptakan platform dialog, karena dialog ini tidak hanya penting bagi KKB, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Papua yang sudah terlalu lama hidup dalam ketakutan akibat kekerasan yang terus terjadi,” lanjutnya.
Sebab, jika aksi kekerasan oleh KKB terus berlanjut, dampaknya akan semakin merugikan masyarakat Papua, baik dari segi keamanan, ekonomi, hingga sosial. Aksi teror yang dilakukan KKB selama ini telah menyebabkan ketakutan yang mendalam di kalangan masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman. Warga sering kali terpaksa meninggalkan rumah dan ladang mereka karena takut akan serangan. Ini berakibat pada hilangnya mata pencaharian dan menurunnya produksi pangan di wilayah yang sangat bergantung pada pertanian.
Selain itu, akses terhadap layanan publik seperti kesehatan dan pendidikan juga terganggu. Banyak fasilitas umum yang tidak bisa berfungsi dengan baik karena ancaman dari kelompok bersenjata.
Dalam hal ekonomi, keberadaan KKB yang terus melakukan aksi teror berdampak langsung pada perlambatan pembangunan infrastruktur di Papua. Proyek-proyek pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat terancam.