Teror KKB Hambat Hambat Kemajuan di Papua, Masyarakat Jadi Korban
Papua – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua terus melakukan aksi-aksi kejahatan yang merugikan masyarakat setempat. Aksi brutal dan teror yang mereka sebarkan tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan kehidupan sosial dan ekonomi warga.
Aksi kejahatan yang baru dilancarkan oleh kelompok ini terjadi di wilayah Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Dalam insiden tersebut, seorang anggota polisi bernama Brigadir Johan Herik Sibarani dan seorang warga sipil bernama Adi Fallo menjadi korban kebiadaban KKB. Aksi penembakan ini menunjukkan betapa rentannya keamanan di Papua, terutama di daerah yang sering menjadi lokasi aksi KKB.
KKB, yang sering kali menargetkan aparat keamanan dan warga sipil, telah menyebabkan ketakutan di kalangan masyarakat yang tinggal di wilayah konflik ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, KKB semakin sering melancarkan aksi kejinya. Mereka menyerang pos-pos keamanan, menembaki warga sipil, membakar fasilitas umum, hingga melakukan penyanderaan. Tak sedikit warga yang kehilangan nyawa, harta benda, serta terpaksa mengungsi demi menghindari kekerasan.
Gerakan separatis yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ternyata bukanlah sebuah perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini ditegaskan tokoh masyarakat Papua, Yonas Alfons Nusy. Menurutnya, tindakan kekerasan, penyanderaan, dan ancaman yang dilakukan oleh kelompok ini tidak hanya merugikan pemerintah, tetapi juga menciptakan ketidakpastian dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.
“Pembunuhan, penyanderaan, dan pembakaran fasilitas pemerintah sebagai tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan. Perbuatan tersebut tidak memiliki dasar moral atau tujuan yang dapat dijustifikasi. Sebagai contoh, pembunuhan Michelle Kurisi Doga, seorang perempuan Papua,” ujar Nusy dalam keterangannya.
Aksi kekerasan yang dilakukan KKB juga menghambat pembangunan di wilayah Papua. Banyak proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan, jembatan, dan sekolah, yang harus dihentikan karena serangan kelompok tersebut. Hal ini membuat akses transportasi, pendidikan, dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat semakin sulit.
Selain itu, kelompok ini juga sering kali memanfaatkan warga sipil sebagai tameng dalam melakukan aksi-aksinya. Mereka menekan masyarakat lokal untuk memberikan dukungan logistik atau berlindung di perkampungan penduduk, sehingga menambah penderitaan warga yang sudah hidup dalam ketakutan.
KKB bukan hanya ancaman bagi pemerintah, tetapi juga bagi masa depan Papua yang lebih damai dan sejahtera. Masyarakat Papua perlu dukungan penuh dari pemerintah dan pihak berwenang untuk memulihkan keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan di wilayah mereka yang selama ini terus-menerus terhantam kekerasan.